Kamis, 27 Januari 2022

Bercengkraman Melalui Menggambar

BERCENGKRAMAN MELALUI MENGGAMBAR


(Foto Kegiatan Di SDIT Nur Madinah) 


      Media pembelajaran anak sangatlah beragam. Melalui beberapa media pembelajaran, anak diharapkan dapat meningkatkan soft-killnya. Menggambar salah satu media pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas (dapat mengolah proses kreatif). 
      Melalui gambar, proses pembelajaran akan lebih menarik stimulus anak sehingga gambar tersebut memiliki efek yang lebih postif yaitu salah satunya akan mempermudah anak untuk belajar lebih menyenagkan. Gambar-gambar tersebut bisa digunakan untuk mengenalkan nama hewan, benda-benda disekitar dan sekaligus belajar berhitung. Salah satunya untuk belajar berhitung misalnya seorang guru memberikan beberapa gambar kereta yang nantinya akan dihitung oleh anak-anak tersebut. Melalui gambar anak diharapkan menjadi aktif dalam kegiatan belajar berhitung. 
      Sebelum beranjak ke dalam dunia berhitung, anak diharuskan mengenal angka-angka terlebih dahulu. Dalam bukunya Ken Adams (Semua Anak Jenius, Penerbit Erlangga; 2006) menjelaskan bahwa anak akan lebih mudah menerima pembelajaran melalui sistem gambar. Ken Adams menjelaskan sedikit melalui proses berhitung yaitu pada perkalian antara 3X10, yang mana pada gambar Ken Adams mengibaratkan tiga kelompok mobil yang masing-masing perbaris terdiri dari sepuluh mobil. Ternyata pembelajaran tersebut sangat berguna untuk proses-proses selanjutnya seperti pengurangan, penjumlahan atau pembagian. 
      Cara-cara berhitung melalui gambar salah satu menjembatani anak-anak yang sedang mengalami fase kesulitan dalam proses berhitung. Anak-anak dalam fase tersebut, jika tidak diberi perhatian khusus, anak akan cenderung terus menerus menunjukkan kegagalan dalam belajarnya. Metode menggambar dalam berhitung akan dapat membantu anak untuk berlatih berhitung penjumlahan, pengurangan atau sekaligus pembagian. 

Menggambar Untuk Mengasah Pikiran
      Salah satu pembelajaran anak yang lain yaitu mengasah pikiran melalui gambar. Dari menggambar anak-anak akan lebih mengenali gambarnya sendiri. Entah itu menggambar hewan atau benda-benda yang ada disekitarnya. Yang nantinya gambar si anak tersebut bisa dikasih keterangan “bahwa anak tersebut sedang menggambar apa”. 
      Peran seorang guru ketika mendampingi anak menggambar ialah salah satunya dengan bertanya. Bertanya kepada anak misalnya “Sedang menggambar apa kak?” dari pertanyaan tersebut diharapkan anak dapat secara tidak sengaja mendeskripsikan gambarnya. Tidak disadari hal tersebut melatih anak untuk mampu berbicara di depan guru. 
      Dari mendeskripsikan gambar, guru dapat membantu anak untuk lebih percaya diri terhadap hasil karyanya. Dalam kata lain “Memupuk anak dengan rasa percaya diri”. Memang dalam memupuk anak dengan rasa percaya diri bukan suatu hal yang mudah terutama anak yang cenderung introvert. Bukan berarti anak yang introvert tidak dapat percaya diri. “Anak introvert akan percaya diri apabila dia merasa nyaman dengan lingkungannya”. Maka dari itu, tugas yang pertama membangun rasa percaya diri ialah dengan membangun rasa nyaman di dalam sebuah lingkungan belajar dan rumah. 
      Membangun rasa nyaman tidak serta merta dari sekolahan saja. Perlu dipahami bahwa peran orang tua sangatlah berarti dalam membangun rasa nyaman. “Dari mulai bangun tidur, mandi, makan lalu berangkat sekolah”. Kegiatan tersebut harus diperhatikan orang tua untuk sebisanya berkomunikasi dengan anak. Sehingga nantinya yang diharapkan adalah anak akan selalu ceria. Dalam lingkup sekolah guru juga memiliki peranan yang penting, salah satunya mencoba bertanya kepada anak “Tadi pagi sudah sarapan atau belum, hingga Berangkat sekolah tadi diantar siapa?”. Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan membangun rasa nyaman anak dan anak akan mengutarakan pikirannya. 

Motivasi Untuk Belajar Anak
      Menggambar salah satu cara untuk membangun suasana hati anak agar menjadi terkondisikan. Dari sini, perlunya memberikan jeda dalam kegiatan belajar. Dengan adanya jeda yang diberikan guru anak akan gembira, lebih-lebih setelah anak diberikan jadwal jeda, anak tersebut akan lebih terstimulus dan membuatnya bisa memusatkan perhatiannya lagi. Oleh karena itu, guru harus dapat menyeimbangkan kemampuan anak dengan semangatnya, karena stres yang berlebihan akan menjadi penghalang yang sangat berat. 
      Bahkan dengan adanya jeda, tingkat motivasi anak dalam belajar akan terbangun kembali. Bahkan sangat penting adalah orang-orang yang ada disekeliling anak yaitu orang tua, teman-teman sebaya dan masyarakat yang akan cenderung membangun prestasi pendidikan.  
      Orang tua perannya dalam memotivasi anak sangat penting, ilustrasi gambarannya yaitu “Ibu adalah Madrasah pertama bagi anak-anaknya”. Pusat pendidikan anak memang pertama dari Ibu. Ibu akan senantiasa mengajari anak-anak mereka dari mulai merangkak, hingga berjalan. Motivasi yang sering diucapkan Ibu kepada anak sebagi berikut “Ayo nak, bangun lagi kalau jatuh”. Kalimat motivasi sederhana tetapi memiliki makna yang luas. Tak luput dari itu, teman sebaya (teman sekolah) juga memiliki pengaruh terhadap anak. Guru salah satu teman bagi anak-anak belajar. Dari sini guru dapat memberi rangsangan motivasi terhadap anak berupa “Jangan takut gagal, berproseslah terus”. Hal semacam itu adalah sebuah rangsangan untuk memotivasi anak. Dari sini anak diajari untuk menghargai proses bukan hasilnya, bahwa kegagalan itu bagus karena dengan kegagalan anak jadi tahu mengenai kekurangan dan ada perbaikan. 

      *Disisi lain Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Nur Madinah juga menerapkan prinsip bagi anak-anak untuk memiliki rasa tanggung jawab, jiwa kepemimpinan dan yang lebih berbeda dari sekolahan umum yaitu menerapkan nilai-nilai islam dalam kehidupan sehari-hari. Dalam sekolah SDIT Nur Madinah, anak diajari bersifat sopan santun, dan berlaku yang baik sesama manusia. Dapat dijumpai pula sebelum proses pembelajaran di SDIT Nur Madinah mengedepankan untuk berdo’a dan nantinya akan ada kegiatan Shalat Dhuha setelah Shalat Dhuha anak-anak akan berdo’a mau belajar dan sekaligus pembacaan Asmaul’Husna.
#SDIT NUR MADINAH 

*Sepenggal Sajak Puisi yang dibuat pada tahun 2019 untuk anak-anak. 

SEKOLAH DAN ANAK 

Menjelang pagi; matahari
menjerit. Berapa ribu anak-anak 
negeri butuh pendidiikan. 

Sekolah; tempat anak-anak 
mengeja aksara. Melalui pensil 
dan kertas dia berlatih merangkai puisi. Melalui tekad ia bermimpi. 

Di pagi hari; 
Burung-burung berkicau menulis hari.
Sekolah dan anak adalah tujuan 

Sekolah adalah pergi mengenali 
huruf dan angka, sebelum 
mengajak mereka menyisiri kota.
Burung-burung pagi berkicau gembira.
(2019, Pati) 

#artikelsditnurmadinah













Rabu, 19 Januari 2022

Belajar Dimana dan Kapan saja!

    (Ilustrasi Canva 20 Januari 2022) 

BELAJAR DIMANA DAN KAPAN SAJA! 

      Belajar, beberapa orang tidak asing lagi dengan perkataan belajar. Tetapi belajar tidak dapat dianggap sesuatu hal yang kecil. Artinya belajar mempunyai efek yang lebih besar. Analogi dari seorang bayi “Bayi kecil pada dasarnya belum bisa berjalan, maka dia senantiasa belajar melalui tengkurap, andan-andan, dan belajar berjalan satu langkah dua langkah walaupun nantinya akan jatuh, ketika jatuh dia akan cenderung bangkit kembali”. Kesimpulannya ialah dari belajar hal-hal terkecil akan mendapatkan efek yang lebih besar. Biarlah anak-anak berkembang sesuai keinginannya, tugas tenaga pendidik hanya mengarahkan. 
      Tak perlu takut dengan belajar. Belajar bisa melalui media apa saja, tidak melulu harus dalam kelas. Lingkup belajar sangatlah luas, bisa melalui lisan atau percakapan, atau juga bisa melalui media penglihatan. Dari hal-hal yang nyata ternyata pembelajaran akan lebih mudah diterima oleh anak-anak. bukan berarti teori atau pembelajarn di dalam kelas tidak penting. Semua pembelajaran entah dalam kelas maupun di luar itu mempunyai keterkaitannya masing-masing.
      Perlu disadari bahwa sistematika pembelajaran anak-anak ternyata berbeda-beda. Ada anak-anak yang sistem belajarnya melalui alam atau pengamatan, ada yang senang menggunakan teori (didalam kelas) dan ada juga belajar menggunakan metode gambar. Pembelajaran semacam itu perlu diketahui oleh tenaga pendidik, tidak bisa tenaga pendidik menyeragamkan cara belajar anak-anak dengan menggunakan metode yang sama.
      Tenaga pendidik harus memiliki ke-ekstraan untuk membuat system pembelajaran yang nyaman untuk anak-anak. Pembelajaran yang tidak membosankan untuk anak-anak, akan membuat keaktifan anak-anak dalam melakukan dinamika dalam kelas maupun luar. Oleh karena itu, seorang tenaga pendidik harus kreatif, inovatif dan mampu memodifikasi gaya pembelajaran.

Belajar Dimana dan Kapan Saja! 
      Kembali lagi dalam topik “Belajar dimana dan kapan saja”. Perlu digaris bawahi bahwa kata dimana saja memiliki arti tempat yang akan digunakan untuk kegiatan belajar. Belajar diamana saja bisa dilakukan di bawah pohon (luar kelas) ataupun diteras tempat bermain anak-anak yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran ialah anak-anak merasa nyaman. Kenyamanan dalam kegiatan pembelajaran dapat diukur dari keseriusan peserta didik menerima dan memperhatikan materi yang disampaikan. 
      Belajar tak harus di dalam kelas. Terkadang belajar melalui pengalaman akan cepat masuk dalam  retorika pikiran, bisa dianalogikan melalui “Suatu ketika ada seorang anak kecil yang ingin mengetahui panasnya api, ketika ingin mengetahui panasnya api tersebut seorang guru memberikan korek api (guru tersebut tidak menjelaskan panasnya api tersebut) kepada peserta didik. Yang dilakukan peserta didik tersebut ialah menghidupankan korek api dan mencoba letik jarinya ditempelkan sedikit di sebuah api yang menyala. Lalu seorang guru tersebut bertanya kepada seorang peserta didik itu (Bagaimana rasanya api tersebut nak?), ternyata yang didapatkan peserta didik tersebut ialah menjerit kepanasan sebab jarinya terkena api”. Jadi kesimpulannya, ialah belajar melalui praktik langsung akan lebih bisa diterima oleh anak-anak. Sehingga anak-anak tersebut, bisa mengalami langsung apa dan bagaimana yang terjadi. 
      Tak bisa dipungkiri bahwa belajar adalah setiap saat. Kita bertemu orang dan bertukar pikiran ialah salah satu bentuk media pembelajaran. Teruntuk peserta didik pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD), rasa keingin tahuannya sangat tinggi. Pertanyaan-pertanyaan yang dilakukan peserta didik mungkin hanya sepele atau hal-hal kecil seperti Apa itu kupu-kupu?. Nah, hal semacam itu nantinya seorang tenaga pendidik bisa menjelaskan secara langsung yang berkaitan dengan ilmu metamorphosis. Tetapi nanti dijelaskannya menggunakan bahasa ringan supaya anak-anak bisa menerima dengan baik.
      Belajar kapan saja. Lingkungan akan membentuk kepribadian masing-masing anak. Mungkin kalimat tersebut mewakili rasa keingin tahuannya anak-anak. Anak-anak bisa mengeksplor secara luas hal-hal yang menarik didalam lingkungannya. Dalam sebuah dinamika anak-anak, dia akan berkembang sesuai kapasitasnya dan kemampuannya. Jangan kawatirkan anak-anak akan jatuh, maka tugas pendidik adalah membangkitkan. Seharusnya tenaga pendidik lebih takut kepada anak-anak yang cenderung diam. Bisa dipertanyakan kepada anak tersebut sebab kenapa dia cenderung diam? Atau orang tua bisa menjelaskan permasalahan yang sedang dihadapi anak?. Jikalau orang tua ataupun anak cenderung terbuka maka tenaga pendidik dapat mengkondisikan pembelajarn anak tersebut. Jadi kesimpulannya orang tua dan tenaga pendidik dapat bersinergi bersama untuk mencetak generasi emas. Yang lebih penting mencetak generasi emas tersebut adalah pembelajaran yang nyaman dan senyaman-nyamanya. [Ilham Wiji Pradana]










Rabu, 12 Januari 2022

PROFIL SDIT NUR MADINAH

 

PROFIL SDIT NUR MADINAH 





        Sekolah merupakan tempat belajar para peserta didik guna mendapatkan ilmu pengetahuan yang ditransfer melalui seorang guru. Pendidikan formal di Negara Indonesia sendiri yang wajib dilakukan yaitu selama 12 tahun antara lain SD/MI selama 6 tahun, SMP/MTs selama 3 tahun dan SMA/MA selama 3 tahun. Sekolah sendiri memiliki beberapa manfaat salah satunya mencerdasarkan kehidupan bangsa. Artinya, para siswa akan diajari bagaimana hidup mandiri dan menyikapi suatu permasalahan yang ada disekitar.

Profil SDIT Nur Madinah

            SDIT Nur Madinah merupakan salah satu sekolahan dasar yang berbasis Islam Terpadu sehingga akan mencetak generasi-generasi islami. SDIT Nur Madinah berdiri di kabupaten Pati pada tahun 2018, sekolahan ini merupakan sekolah swasta milik Yayasan Nur Al Madinah, yayasan ini juga menaungi PAUD IT Ibnu Abbas Pati.

Alamat SDIT Nur Madinah yaitu Desa Sidokerto, Rt 07 Rw 01, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah. SDIT Nur Madinah tergabung dalam Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai sekolah berbasis islam terpadu, SDIT Nur Madinah menggabungkan pendidikan islam dan pendidikan formal dalam satu kurikulum yang terpadu. Dalam sistem pendidikan SDIT Nur Madinah menekankan nilai-nilai keislaman seperti dimulai masuk ke dalam kelas semua siswa dan tenaga pendidik akan melaksanakan Ngaji ayat-ayat Al-Qur’an terlebih dahulu.

Selain adanya mengaji bersama dalam kelas, SDIT Nur Madinah merupakan sekolahan dasar yang berbasis inklusi. Sekolah Inklusi adalah sekolah yang memberikan pendidikan kepada anak-anak normal atau regular dan tidak menutup kemungkinan untuk memberikan pendidikan kepada anak berkebutuhan khusus (ABK). Artinya, dalam sekolah inklusi ini tidak akan membeda-bedakan satu dengan yang lain. Semuanya akan belajar di dalam kelas yang sama dan mendapatkan pendidikan yang serupa.

Perlu diketahui, bahwa anak berkebutuhan khusus dalam sekolah inklusi akan tetap mendapatkan pendampingan khusus oleh guru sehingga dapat mengikuti kegitan belajar mengajar. Dengan adanya sekolah inklusi siswa akan mendapat manfaatnya, antara lain: dorongan untuk lebih percaya diri, kesempatan untuk belajar sehingga dapat menjalin persahabatan bersama teman sebaya dan yang lebih utama siswa akan senantiasa belajar bersyukur. Dalam lingkup sekolah inklusi para siswa akan senantiasa berlatih untuk mengahargai, menghormati dan menerima satu sama lain dengan penuh empati.

VISI DAN MISI SDIT Nur Madinah 

A.    VISI

“Terwujudnya Generasi Qur’ani, Mandiri, dan Berprestasi yang Memimpin Masa Depan”.

A.    MISI

1.      Menumbuhkan kebiasaan membaca, menghafal dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan

2.      Membentuk kepribadian yang berakhlak mulia

3.      Membentuk pribadi yang mandiri dalam melaksanakan ibadah, kegiatan belajar dan kegiatan social

4.      Mengoptimalkan proses pembelajaran sesuai potensi, minat dan bakat peserta didik sehingga dapat berprestasi dalam bidang akademik atau non akademik

5.      Membentuk karakter pemimpin yang berani dan siap menghadapi masa depan.


SERBA-SERBI PERLOMBAAN BULAN MUHARRAM

  SERBA-SERBI PERLOMBAAN BULAN MUHARRAM Muharam adalah bulan pertama dari dua belas bulan dalam kalender Islam atau Hijriah. Kata Muharram b...