Rabu, 19 Januari 2022

Belajar Dimana dan Kapan saja!

    (Ilustrasi Canva 20 Januari 2022) 

BELAJAR DIMANA DAN KAPAN SAJA! 

      Belajar, beberapa orang tidak asing lagi dengan perkataan belajar. Tetapi belajar tidak dapat dianggap sesuatu hal yang kecil. Artinya belajar mempunyai efek yang lebih besar. Analogi dari seorang bayi “Bayi kecil pada dasarnya belum bisa berjalan, maka dia senantiasa belajar melalui tengkurap, andan-andan, dan belajar berjalan satu langkah dua langkah walaupun nantinya akan jatuh, ketika jatuh dia akan cenderung bangkit kembali”. Kesimpulannya ialah dari belajar hal-hal terkecil akan mendapatkan efek yang lebih besar. Biarlah anak-anak berkembang sesuai keinginannya, tugas tenaga pendidik hanya mengarahkan. 
      Tak perlu takut dengan belajar. Belajar bisa melalui media apa saja, tidak melulu harus dalam kelas. Lingkup belajar sangatlah luas, bisa melalui lisan atau percakapan, atau juga bisa melalui media penglihatan. Dari hal-hal yang nyata ternyata pembelajaran akan lebih mudah diterima oleh anak-anak. bukan berarti teori atau pembelajarn di dalam kelas tidak penting. Semua pembelajaran entah dalam kelas maupun di luar itu mempunyai keterkaitannya masing-masing.
      Perlu disadari bahwa sistematika pembelajaran anak-anak ternyata berbeda-beda. Ada anak-anak yang sistem belajarnya melalui alam atau pengamatan, ada yang senang menggunakan teori (didalam kelas) dan ada juga belajar menggunakan metode gambar. Pembelajaran semacam itu perlu diketahui oleh tenaga pendidik, tidak bisa tenaga pendidik menyeragamkan cara belajar anak-anak dengan menggunakan metode yang sama.
      Tenaga pendidik harus memiliki ke-ekstraan untuk membuat system pembelajaran yang nyaman untuk anak-anak. Pembelajaran yang tidak membosankan untuk anak-anak, akan membuat keaktifan anak-anak dalam melakukan dinamika dalam kelas maupun luar. Oleh karena itu, seorang tenaga pendidik harus kreatif, inovatif dan mampu memodifikasi gaya pembelajaran.

Belajar Dimana dan Kapan Saja! 
      Kembali lagi dalam topik “Belajar dimana dan kapan saja”. Perlu digaris bawahi bahwa kata dimana saja memiliki arti tempat yang akan digunakan untuk kegiatan belajar. Belajar diamana saja bisa dilakukan di bawah pohon (luar kelas) ataupun diteras tempat bermain anak-anak yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran ialah anak-anak merasa nyaman. Kenyamanan dalam kegiatan pembelajaran dapat diukur dari keseriusan peserta didik menerima dan memperhatikan materi yang disampaikan. 
      Belajar tak harus di dalam kelas. Terkadang belajar melalui pengalaman akan cepat masuk dalam  retorika pikiran, bisa dianalogikan melalui “Suatu ketika ada seorang anak kecil yang ingin mengetahui panasnya api, ketika ingin mengetahui panasnya api tersebut seorang guru memberikan korek api (guru tersebut tidak menjelaskan panasnya api tersebut) kepada peserta didik. Yang dilakukan peserta didik tersebut ialah menghidupankan korek api dan mencoba letik jarinya ditempelkan sedikit di sebuah api yang menyala. Lalu seorang guru tersebut bertanya kepada seorang peserta didik itu (Bagaimana rasanya api tersebut nak?), ternyata yang didapatkan peserta didik tersebut ialah menjerit kepanasan sebab jarinya terkena api”. Jadi kesimpulannya, ialah belajar melalui praktik langsung akan lebih bisa diterima oleh anak-anak. Sehingga anak-anak tersebut, bisa mengalami langsung apa dan bagaimana yang terjadi. 
      Tak bisa dipungkiri bahwa belajar adalah setiap saat. Kita bertemu orang dan bertukar pikiran ialah salah satu bentuk media pembelajaran. Teruntuk peserta didik pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD), rasa keingin tahuannya sangat tinggi. Pertanyaan-pertanyaan yang dilakukan peserta didik mungkin hanya sepele atau hal-hal kecil seperti Apa itu kupu-kupu?. Nah, hal semacam itu nantinya seorang tenaga pendidik bisa menjelaskan secara langsung yang berkaitan dengan ilmu metamorphosis. Tetapi nanti dijelaskannya menggunakan bahasa ringan supaya anak-anak bisa menerima dengan baik.
      Belajar kapan saja. Lingkungan akan membentuk kepribadian masing-masing anak. Mungkin kalimat tersebut mewakili rasa keingin tahuannya anak-anak. Anak-anak bisa mengeksplor secara luas hal-hal yang menarik didalam lingkungannya. Dalam sebuah dinamika anak-anak, dia akan berkembang sesuai kapasitasnya dan kemampuannya. Jangan kawatirkan anak-anak akan jatuh, maka tugas pendidik adalah membangkitkan. Seharusnya tenaga pendidik lebih takut kepada anak-anak yang cenderung diam. Bisa dipertanyakan kepada anak tersebut sebab kenapa dia cenderung diam? Atau orang tua bisa menjelaskan permasalahan yang sedang dihadapi anak?. Jikalau orang tua ataupun anak cenderung terbuka maka tenaga pendidik dapat mengkondisikan pembelajarn anak tersebut. Jadi kesimpulannya orang tua dan tenaga pendidik dapat bersinergi bersama untuk mencetak generasi emas. Yang lebih penting mencetak generasi emas tersebut adalah pembelajaran yang nyaman dan senyaman-nyamanya. [Ilham Wiji Pradana]










SERBA-SERBI PERLOMBAAN BULAN MUHARRAM

  SERBA-SERBI PERLOMBAAN BULAN MUHARRAM Muharam adalah bulan pertama dari dua belas bulan dalam kalender Islam atau Hijriah. Kata Muharram b...