BERCENGKRAMAN MELALUI MENGGAMBAR
(Foto Kegiatan Di SDIT Nur Madinah)
Media pembelajaran anak sangatlah beragam. Melalui beberapa media pembelajaran, anak diharapkan dapat meningkatkan soft-killnya. Menggambar salah satu media pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas (dapat mengolah proses kreatif).
Melalui gambar, proses pembelajaran akan lebih menarik stimulus anak sehingga gambar tersebut memiliki efek yang lebih postif yaitu salah satunya akan mempermudah anak untuk belajar lebih menyenagkan. Gambar-gambar tersebut bisa digunakan untuk mengenalkan nama hewan, benda-benda disekitar dan sekaligus belajar berhitung. Salah satunya untuk belajar berhitung misalnya seorang guru memberikan beberapa gambar kereta yang nantinya akan dihitung oleh anak-anak tersebut. Melalui gambar anak diharapkan menjadi aktif dalam kegiatan belajar berhitung.
Sebelum beranjak ke dalam dunia berhitung, anak diharuskan mengenal angka-angka terlebih dahulu. Dalam bukunya Ken Adams (Semua Anak Jenius, Penerbit Erlangga; 2006) menjelaskan bahwa anak akan lebih mudah menerima pembelajaran melalui sistem gambar. Ken Adams menjelaskan sedikit melalui proses berhitung yaitu pada perkalian antara 3X10, yang mana pada gambar Ken Adams mengibaratkan tiga kelompok mobil yang masing-masing perbaris terdiri dari sepuluh mobil. Ternyata pembelajaran tersebut sangat berguna untuk proses-proses selanjutnya seperti pengurangan, penjumlahan atau pembagian.
Cara-cara berhitung melalui gambar salah satu menjembatani anak-anak yang sedang mengalami fase kesulitan dalam proses berhitung. Anak-anak dalam fase tersebut, jika tidak diberi perhatian khusus, anak akan cenderung terus menerus menunjukkan kegagalan dalam belajarnya. Metode menggambar dalam berhitung akan dapat membantu anak untuk berlatih berhitung penjumlahan, pengurangan atau sekaligus pembagian.
Menggambar Untuk Mengasah Pikiran
Salah satu pembelajaran anak yang lain yaitu mengasah pikiran melalui gambar. Dari menggambar anak-anak akan lebih mengenali gambarnya sendiri. Entah itu menggambar hewan atau benda-benda yang ada disekitarnya. Yang nantinya gambar si anak tersebut bisa dikasih keterangan “bahwa anak tersebut sedang menggambar apa”.
Peran seorang guru ketika mendampingi anak menggambar ialah salah satunya dengan bertanya. Bertanya kepada anak misalnya “Sedang menggambar apa kak?” dari pertanyaan tersebut diharapkan anak dapat secara tidak sengaja mendeskripsikan gambarnya. Tidak disadari hal tersebut melatih anak untuk mampu berbicara di depan guru.
Dari mendeskripsikan gambar, guru dapat membantu anak untuk lebih percaya diri terhadap hasil karyanya. Dalam kata lain “Memupuk anak dengan rasa percaya diri”. Memang dalam memupuk anak dengan rasa percaya diri bukan suatu hal yang mudah terutama anak yang cenderung introvert. Bukan berarti anak yang introvert tidak dapat percaya diri. “Anak introvert akan percaya diri apabila dia merasa nyaman dengan lingkungannya”. Maka dari itu, tugas yang pertama membangun rasa percaya diri ialah dengan membangun rasa nyaman di dalam sebuah lingkungan belajar dan rumah.
Membangun rasa nyaman tidak serta merta dari sekolahan saja. Perlu dipahami bahwa peran orang tua sangatlah berarti dalam membangun rasa nyaman. “Dari mulai bangun tidur, mandi, makan lalu berangkat sekolah”. Kegiatan tersebut harus diperhatikan orang tua untuk sebisanya berkomunikasi dengan anak. Sehingga nantinya yang diharapkan adalah anak akan selalu ceria. Dalam lingkup sekolah guru juga memiliki peranan yang penting, salah satunya mencoba bertanya kepada anak “Tadi pagi sudah sarapan atau belum, hingga Berangkat sekolah tadi diantar siapa?”. Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan membangun rasa nyaman anak dan anak akan mengutarakan pikirannya.
Motivasi Untuk Belajar Anak
Menggambar salah satu cara untuk membangun suasana hati anak agar menjadi terkondisikan. Dari sini, perlunya memberikan jeda dalam kegiatan belajar. Dengan adanya jeda yang diberikan guru anak akan gembira, lebih-lebih setelah anak diberikan jadwal jeda, anak tersebut akan lebih terstimulus dan membuatnya bisa memusatkan perhatiannya lagi. Oleh karena itu, guru harus dapat menyeimbangkan kemampuan anak dengan semangatnya, karena stres yang berlebihan akan menjadi penghalang yang sangat berat.
Bahkan dengan adanya jeda, tingkat motivasi anak dalam belajar akan terbangun kembali. Bahkan sangat penting adalah orang-orang yang ada disekeliling anak yaitu orang tua, teman-teman sebaya dan masyarakat yang akan cenderung membangun prestasi pendidikan.
Orang tua perannya dalam memotivasi anak sangat penting, ilustrasi gambarannya yaitu “Ibu adalah Madrasah pertama bagi anak-anaknya”. Pusat pendidikan anak memang pertama dari Ibu. Ibu akan senantiasa mengajari anak-anak mereka dari mulai merangkak, hingga berjalan. Motivasi yang sering diucapkan Ibu kepada anak sebagi berikut “Ayo nak, bangun lagi kalau jatuh”. Kalimat motivasi sederhana tetapi memiliki makna yang luas. Tak luput dari itu, teman sebaya (teman sekolah) juga memiliki pengaruh terhadap anak. Guru salah satu teman bagi anak-anak belajar. Dari sini guru dapat memberi rangsangan motivasi terhadap anak berupa “Jangan takut gagal, berproseslah terus”. Hal semacam itu adalah sebuah rangsangan untuk memotivasi anak. Dari sini anak diajari untuk menghargai proses bukan hasilnya, bahwa kegagalan itu bagus karena dengan kegagalan anak jadi tahu mengenai kekurangan dan ada perbaikan.
*Disisi lain Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Nur Madinah juga menerapkan prinsip bagi anak-anak untuk memiliki rasa tanggung jawab, jiwa kepemimpinan dan yang lebih berbeda dari sekolahan umum yaitu menerapkan nilai-nilai islam dalam kehidupan sehari-hari. Dalam sekolah SDIT Nur Madinah, anak diajari bersifat sopan santun, dan berlaku yang baik sesama manusia. Dapat dijumpai pula sebelum proses pembelajaran di SDIT Nur Madinah mengedepankan untuk berdo’a dan nantinya akan ada kegiatan Shalat Dhuha setelah Shalat Dhuha anak-anak akan berdo’a mau belajar dan sekaligus pembacaan Asmaul’Husna.
#SDIT NUR MADINAH
*Sepenggal Sajak Puisi yang dibuat pada tahun 2019 untuk anak-anak.
SEKOLAH DAN ANAK
Menjelang pagi; matahari
menjerit. Berapa ribu anak-anak
negeri butuh pendidiikan.
Sekolah; tempat anak-anak
mengeja aksara. Melalui pensil
dan kertas dia berlatih merangkai puisi. Melalui tekad ia bermimpi.
Di pagi hari;
Burung-burung berkicau menulis hari.
Sekolah dan anak adalah tujuan
Sekolah adalah pergi mengenali
huruf dan angka, sebelum
mengajak mereka menyisiri kota.
Burung-burung pagi berkicau gembira.
(2019, Pati)
#artikelsditnurmadinah